Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 02 Mei 2012

Surat Dinas

BAB I

KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan 1: Surat Dinas

A.           Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

Setelah menyelesaikan pembelajaran tentang surat dinas ini siswa diharapkan dapat :
1.         Membedakan jenis-jenis surat dinas.
2.        Mengenali bagian-bagian surat dinas.
3.        Menulis surat dinas secara benar.

B.           Uraian Materi 1

a.            Pengertian dan Fungsi Surat Dinas

Surat merupakan bentuk tulisan untuk menjelaskan pikiran dan perasaan seseorang. Surat merupakan bentuk percakapan tertulis. Karena itu melalui surat orang bisa saling berdialog dan berkomunikasi. Melalui surat, isi atau percakapan atau pesan yang dimaksud dapat sampai kepada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Hal ini berbeda dengan komunikasi yang terjadi secara lisan. Penyampaian pesan sebagaimana yang dimaksud ini sangat penting dalam urusan bisnis.  
Adapun yang dimaksud dengan surat resmi ialah surat yang berisi masalah kedinasan atau bisnis tertentu. Karena itu pembuatan surat-surat resmi merupakan bagian dari pekerjaan administratif yang penting. Contoh surat resmi ialah surat undangan, surat edaran, surat keputusan, surat tugas, nota dinas, pengumuman, dan surat panggilan.       
Surat, terutama surat-surat resmi, juga bisa menjadi alat bukti tertulis yang mempunyai kekuatan hukum. Dalam suatu perusahaan, surat-surat yang diarsipkan juga dapat menjadi alat bukti historis dan alat pengingat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Lebih lanjut, surat juga mencerminkan corak, keadaan mentalitas, dan nilai pejabat jawatan/kantor yang bersangkutan. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa surat merupakan duta organisasi atau duta perusahaan. Karena itu surat harus ditulis dan disusun dengan selalu berhati-hati dan cermat.
Akhirnya, surat resmi yang berisi ketentuan-ketentuan tentang cara-cara melaksanakan peraturan-peraturan misalnya surat keputusan atau instruksi, dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh lembaga/pejabat yang bersangkutan.
Ditinjau dari sifat keamanan isi surat, surat resmi dibedakan menjadi empat jenis yaitu surat sangat rahasia, surat rahasia, surat terbatas, dan surat biasa.
Surat sangat rahasia ialah surat yang berisi dokumen/naskah yang sangat penting yang berhubungan dengan rahasia kemanan negara. Surat dengan kode SR atau SRHS ini tidak boleh diterima oleh orang yang tidak berhak menerimanya. Demi keamanannya surat ini dikirim dengan sampul rangkap tiga. Sampul pertama dan kedua dialamai secara lengkap dengan kode SR atau SRHS, sedangkan sampul ketiga (luar) dialamati seperti surat biasa. Contoh surat dengan kode ini ialah dokumen di kalangan kemiliteran, dokumen dari negara tetangga.
Surat rahasia ialah surat yang berisi dokumen penting yang hanya boleh diketahui oleh pejabat yang berhak menerimanya. Surat dengan kode R atau RHS ini isinya tidak boleh diketahui oleh pihak lain sebab hal itu akan dapat merugikan instansi, organisasi, perusahaan atau pejabat yang berangkutan. Surat ini dikirim dengan sampul rangkap dua. Sampul pertama (dalam) dilengkapi dengan kode R atau RHS, sedangkan sampul kedua (luar) ditulis biasa. Contoh surat ini ialah surat rekomendasi dan laporan konduite dari seorang pejabat (DP3).
Surat terbatas ialah surat yang isinya hanya boleh diketahui oleh pejabat tertentu. Surat seperti ini harus dipertimbangkan semasak-masaknya sebelum diberitahukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Contoh hasil rapat pimpinan terbatas, usul pengangkatan pegawai baru, dan laporan perjalanan dinas.
Surat biasa ialah surat yang berisi masalah biasa. Surat ini bisa diketahui oleh pihak lain. Contoh surat biasa ialah surat undangan, surat edaran, surat tugas, dan surat pemberitahuan.
Selain itu, ditinjau dari derajat penyelesaiannya, surat dibedakan menjadi surat sangat segera (kilat), surat segera, dan surat biasa. Surat sangat segera merupakan surat yang harus diprioritaskan pertama penyelesaiannya.

b.            Syarat-Syarat Surat yang Baik
Surat resmi atau surat dinas merupakan surat yang dibuat secara resmi oleh seseorang, perusahaan, atau lembaga untuk kepentingan dinas. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan agar surat tersebut menjadi surat yang baik adalah sebagai berikut :
1.              Surat harus disusun dengan teknis penyusunan surat yang benar, yaitu:
a.       penyusunan letak bagian-bagian surat
b.       pengetikan yang benar, jelas, bersih, dan rapi
c.        pemakaian kertas yang sesuai :
     ukuran  : kuarto 21 x 29 cm.
     jenis     : HVS untuk lembar asli (sebaiknya kertas onion) dan kertas tembus (doorslag) untuk tembusan.
     warna: putih HVS untuk lembar asli, kuning untuk kertas tembus perbal, biru muda untuk kertas tembus untuk tembusan intern, dan merah muda HVS untuk surat rahasia.
2.             Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Dengan cara ini penerima surat akan memahami isi surat dengan tepat dan tidak ragu-ragu, dan pengirim surat mendapatkan jawaban secara tepat seperti yang dikehendaki.
3.             Bahasa yang digunakan hendaklah bahasa yang benar dan baku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Bahasa surat resmi haruslah logis, wajar, hemat, cermat, sopan, dan menarik.
Selain ketiga hal di atas, syarat lain yang harus dipenuhi dalam menyusun surat yang baik ialah :
a.            memahami kedudukan masalah yang dikemukakan;
b.            memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan masalah itu;
c.             mengetahui posisi dan bidang tugasnya;
d.            hal-hal yang terkait dengan ketatausahaan.

c.             Bentuk-Bentuk Surat
Bentuk surat resmi yang biasa digunakan ialah :
1)             bentuk lurus penuh (full block)
2)           bentuk lurus (block)
3)           bentuk setengah lurus (semi block)
4)           Indonesia lama, dan
5)           Indonesia baru.














Surat dinas yang berbentuk lurus penuh disusun dengan aturan sebagai berikut :
1.             Semua bagian surat diketik mulai dari margin kiri yang sama;
2.            Batas-batas bagian surat diketik dengan menambahkan jarak spasi;
3.            Setiap paragraf baru dimulai pada margin yang sama dan antara paragraf yang satu dengan yang lain berjarak satu spasi juga.
……………………….. (1)
……………………………………….
-------------------------------------------------------------------------
………………. (2)

………………. (3)
………………. (4)
………………. (5)

………………. (6)
……………….

……………….. (7)

…………………………………………………….. (8a)
……………………………………………………..

…………………………………………………….. (8b)
……………………………………………………..
……………………………

…………………………………………………….. (8c)
……………..

…………………(9)

………………… (10)
…………………. (11)
…………………. (12)


………………. (13)
……………….
 
 































……………………….. (1)
……………………………………….
-------------------------------------------------------------------------

                dua spasi          
....……………. (3)                              ………………… (2)
………………. (4)
………………. (5)

            dua spasi
………………. (6)
……………….

                dua spasi
……………….. (7)

                dua spasi
…………………………………………………….. (8a)
……………………………………………………..
               
                dua spasi
…………………………………………………….. (8b)
……………………………………………………..
……………………………

                dua spasi
…………………………………………………….. (8c)
……………..

                                                            3 spasi
…………………(9)

    4 spasi

………………… (10)
                     …………………  (11)
………………….(13)                      …………………. (12)
………………….
………………….
 
Bentuk lurus pada dasarnya hampir sama dengan bentuk lurus penuh. Bedanya terletak pada pengetikan tanggal surat dan penutup.


































……………………….. (1)
……………………………………….

………………. (3)                              ………………… (2)
………………. (4)
………………. (5)

………………. (6)
……………….

……………….. (7)

….……………………………………….. (8a)
……………………………………………………..
…….…………………………………….. (8b)
……………………………………………………..
……………………………
………………………………………….. (8c)
……………..


…………………(9)



………………… (10)
                     …………………  (11)
………………….(13)                      …………………. (12)
………………….
………………….
 
Bentuk setengah lurus pada dasarnya hampir sama dengan bentuk lurus. Bedanya hanya terletak pada pengetikan paragraf-paragrafnya. Setiap paragraf diketik lima ketukan ke dalam dari margin kiri, dan antara paragraf yang satu dengan yang lain tidak perlu berjarak.































……………………….. (1)
……………………………………….

………………. (3)                              ………………… (2)
………………. (4)
………………. (5)                              ………………. (6)
……………….


……………….. (7)

….……………………………………….. (8a)
……………………………………………………..
…….…………………………………….. (8b)
……………………………………………………..
……………………………
………………………………………….. (8c)
……………..


…………………(9)




………………… (10)
                     …………………  (11)
………………….(13)                      …………………. (12)
………………….
………………….
 
Bentuk resmi Indonesia lama mirip dengan bentuk setengah lurus, perbedaan terdapat pada pengetikan alamat surat. Alamat surat pada bentuk resmi Indonesia lama diketik di sebelah kanan di bawah tanggal surat.




















Bentuk resmi Indonesia baru merupakan variasi bentuk setengah lurus atau bentuk resmi Indonesia. Perbedaannya dengan bentuk setengah lurus terletak pada penulisan salam penutup. Pada bentuk setengah lurus penulisan salam penutup : nama jabatan, tanda tangan, nama terang dan NIP. Sedangkan pada bentuk resmi Indonesia baru: salam, tanda tangan, nama terang dan nama jabatan.
Bedanya dengan bentuk resmi Indonesia lama terletak pada penulisan (1) nama tempat dan tanggal; (2) alamat; (3) dan salam penutup.
Pada bentuk resmi Indonesia baru :
1.              Tanggal surat didahului oleh nama tempat;
2.             Alamat surat dituliskan di sebelah kanan, di bawah nama tempat dan tanggal;
3.             Jabatan pengirim dituliskan di atas tanda tangan, dan nama terang diapit tanda kurung.
Pada bentuk resmi Indonesia baru :
1.        Nama tempat tidak dituliskan karena sudah tertera pada kepala surat;
2.        Alamat dituliskan di sebelah kiri agar dapat ditulis lengkap;
3.       
……………………….. (1)
……………………………………….
-------------------------------------------------------------------------

………………. (3)                              ………………… (2)
………………. (4)
………………. (5)                             

………………. (6)
……………….


……………….. (7)

….……………………………………….. (8a)
……………………………………………………..
…….…………………………………….. (8b)
……………………………………………………..
……………………………
………………………………………….. (8c)
……………..


…………………(9)



………………… (10)
                     …………………  (11)
………………….(13)                      …………………. (14)
………………….
………………….
 
Jabatan pengirim (*) dituliskan di bawah tanda tangan dan nama terang tidak diapit oleh tanda kurung.





















Keterangan :
  1. Kepala surat                         8. Isi surat
  2. Tanggal surat                        9. Salam penutup
  3. Nomor surat                          10. Tanda tangan
  4. Lampiran                               11. Nama terang
  5. Hal                                          12. NIP
  6. Alamat                                   13. Tembusan
  7. Salam pembuka                   14. Jabatan

d.            Bagian-Bagian Surat
Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Bagian-bagian surat tersebut meliputi hal-hal berikut.

1)       Kepala surat
Kepala surat biasanya diketik di sebelah kiri atas atau di tengah-tengah. Kepala surat menyebutkan : (1) nama kantor/jawatan/perusahaan/organisasi; (2) alamat; (3) nomor telepon; (4) nomor kotak pos, faksimile, alamat kawat, atau email (jika ada).
Dalam surat dagang disebutkan pula : (1) alamat kantor cabang; (2) nama bankir; (3) nama usahanya, misalnya ekspor-impor; dan (4) gambar-gambar yang bersifat reklame.
Kepala surat menunjukkan resminya sebuah surat. Karena itu jangan menggunakan blangko surat dinas untuk kepentingan pribadi.
Surat dinas yang terdiri atas lebih dari satu lembar, hanya halaman pertamanya yang memakai kertas berkepala, sedangkan lembar yang lain memakai kertas tidak berkepala. Dalam hal demikian, pemotongan surat hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak terjadi bahwa halaman berikutnya memuat penutup saja.
2)     Nama tempat dan tanggal
Nama tempat menunjukkan tempat di mana surat tersebut ditulis. Nama tempat ini tidak ditulis jika blangko surat yang digunakan adalah blangko surat resmi yang memuat kepala surat.
Tanggal surat diketik di sebelah kiri atas (bentuk lurus penuh) atau kanan atas (bentuk setengah lurus dan Indonesia), atau di sebelah kanan bawah.
Tanggal surat menunjukkan tanggal surat itu dikirim, bukan tanggal penulisan surat. Tanggal ini dibubuhkan segera setelah surat itu ditandatangani oleh pejabat atau pihak yang berwenang. Tanggal ini berfungsi untuk mengetahui batas waktu dan cepat-lambatnya penyelesaian hal yang dipersoalkan dalam surat itu. Tanggal sebaiknya ditulis dengan tidak disingkat tetapi dengan huruf secara lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
29 April 1974
20 Oktober 1999
16 September 2001
5 Maret 2008
bukan:
            29-4-1974
            20 Okt. 1999
            16 September ’01
            5 Maret 2008.

3)     Nomor
Surat resmi selalu diberi (1) nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar); (2) kode; dan (3) tahun. Misalnya No. : 200/Diklat-1/2004.
Nomor surat diketik segaris dengan tanggal, bulan, dan tahun. Guna nomor surat adalah untuk : (1) memudahkan mengatur penyimpanan; (2) memudahkan mencari kembali; (3) mengetahui berapa banyaknya surat yang keluar; (4) mempercepat penyelesaian surat-menyurat; dan (5) memudahkan petugas kearsipan.
Nomor dan tanggal surat menunjukkan kapan surat itu dikirimkan, bukan kapan surat itu diketik.
4)     Lampiran
Lampiran menunjukkan sesuatu yang disertakan bersama dengan surat itu, misalnya surat keputusan, surat keterangan kesehatan dari dokter.
Penulisan kata “Nomor” dan “Lampiran”  boleh disingkat, tetapi harus dilakukan dengan taat asas. Jika “Nomor” disingkat “No.” maka “Lampiran” juga harus disingkat “Lamp.” Jika hendak ditulis lengkap, maka keduanya harus ditulis lengkap. Penulisan jumlah lampiran hendaknya ditulis dengan kata-kata saja. Misalnya: Lamp.: empat lembar, bukan 4 (empat) lembar.
5)     Hal/perihal
Hal/perihal menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Karena itu dengan membacanya dapat diketahui masalah apa yang dituliskan dalam surat itu. Misalnya: jadwal diklat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata “Lampiran” tidak perlu dituliskan.
Selain nomor, lampiran, dan hal, kadang-kadang dicantumkan pula sifat surat yang dikirimkan itu. Dalam hal demikian, sifat surat biasanya dicantumkan di bawah nomor atau di bawah hal. Contoh :
1.  Nomor             : 74/RPB-1/X/2004
Sifat                : PENTING
Lampiran       : satu berkas
Perihal                        : undangan rapat penerimaan calon pegawai
2.  No.                  : 2732/EKS.A1/2003
Hal.                 : pengiriman sampel barang
Sifat                : BIASA
Lamp.                        : satu berkas 
Perhatikan bahwa penulisan nomor, perihal, dan lampiran, serta sifat tidak diakhiri dengan tanda baca apapun.

6)     Alamat surat
Ada dua macam alamat surat yaitu alamat dalam (pada helai surat) dan alamat luar (pada sampul surat). Alamat ini ditulis dengan tanpa diakhiri tanda baca apapun.
Alamat dalam berturut-turut menyebutkan: (1) nama orang/jabatan; (2) nama jalan dan nomor rumah/gedung; (3) nama kota.
Nama orang ditulis lengkap dan cermat sesuai dengan kebiasaan yang dituliskan oleh yang bersangkutan, tidak disingkat atau diubah ejaannya. Nama orang/jabatan ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama itu. Di depan nama orang/jabatan itu dituliskan ungkapan Yth. (Yang terhormat).
Kata sapaan “Bapak”, “Ibu”, atau yang lain dapat ditulis di depan nama orang. Kata ini tidak perlu ditulis jika diikuti nama jabatan.
Surat hendaknya dialamatkan kepada pejabatnya, bukan instansinya. Jika pejabat itu tidak diketahui dengan pasti namanya, misalnya direktur atau rektor, dapat dipakai istilah “Kepala” atau “ Pemimpin”, bukan “pimpinan.
Nama Jalan hendaklah ditulis lengkap, jangan disingkat. Misalnya: Jalan Jenderal Basuki Rahmat. Sedangkan nama kota tidak didahului dengan kata depan “di”.
Contoh :
            Yth. Bpk. Yanto Intan Rosyidi, S.E.
            Direktur P.T. Pillar Sejahtera
            Jalan Kencana 25
Surabaya
Alamat luar disusun berturut-turut sebagai berikut. (1) nama orang/jabatan; (2) nama instansi; (3) nama jalan/gang/nomor rumah bangunan, dan nama kota serta kode pos.
Alamat pengirim lazimnya ditulis di halaman depan kiri atas. Tidak lazim ditulis di depan kiri bawah atau belakang sampul.
Sebelum dimasukkan amplop, surat yang telah siap dikirim hendaklah dilipat dengan model lipatan ganda sejajar dengan kepala dan alamat surat tampak di atas.
7)     Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia “berbicara” secara tertulis. Dalam surat resmi salam pembuka yang biasa digunakan ialah “Dengan hormat,”. Penulisannya diakhiri dengan tanda koma dan ditulis dengan tidak disingkat.


8)     Isi surat (tubuh)
Isi surat pada umumnya terdiri atas tiga hal yaitu pembukaan, isi yang sesungguhnya dan penutup. Pembukaan berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat. Misalnya : “Membalas surat Saudara tanggal …”, “Dengan ini kami beritahukan ….”
Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang diberitahukan atau yang disampaikan kepada penerima surat. Misalnya : “Dengan ini kami beritahukan kepada Saudara ….” (kata “Saudara” jangan disingkat “Sdr.”)
Penutup surat merupakan simpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat. Pada umumnya, penutup berisi ucapan terimakasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi surat atau harapan penulis surat. Misalnya : “Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terimakasih.” ”Demikian harap Saudara maklum.” “Mudah-mudahan keterangan-keterangan yang kami sampaikan di atas berguna bagi Saudara.”
9)     Salam penutup
Salam penutup terdiri atas: (1) nama jabatan; (2) tanda tangan; (3) nama terang; (4) nomor kepegawaian.
Salam penutup diketik berjarak dua baris dari kalimat penutup. Dalam surat resmi yang tidak formal (bukan antar instansi pemerintah) dapat dipakai salam penutup misalnya : “Salam kami,” “Hormat kami,” atau “Wassalam,”
Contoh:
            Hormat kami,


            Drs. Candra Sakti, M.M.
            Direktur Pemasaran
10)    Tembusan
Tembusan (c.c.= carbon copy) dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yang dituju (asli) perlu diketahui oleh pihak-pihak lain yang berhubungan dengan surat itu.
Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan nomor, hal, dan lampiran, sebaris dengan NIP atau nomor yang lain. Tembusan ditulis urut sesuai dengan tingkat jabatan instansi yang bersangkutan.
Pada tembusan tidak perlu ditulis ungkapan Yth., atau kata sapaan seperti Sdr., Bapak, atau Ibu. Pada tembusan yang terakhir juga tidak perlu ditulis kata “Arsip” atau “Pertinggal” sebab setiap kita mengetik sebuah surat untuk dikirimkan pasti dengan sendirinya ditinggalkan selembar sebagai arsip.

C.           Rangkuman 1

1.          Surat dinas merupakan surat yang dibuat oleh suatu instansi, organisasi atau perusahaan untuk kepentingan dinas.
2.        Surat dinas berfungsi sebagai alat komunikasi, alat bukti tertulis, alat bukti historis, alat pengingat, duta organisasi, dan pedoman kerja.
3.        Surat dinas yang baik ditulis dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan persoalan teknis dan cara penuturan kalimat-kalimat dalam surat tersebut.
4.        Ada beberapa bentuk surat yaitu bentuk surat lurus penuh, bentuk surat lurus, bentuk surat setengah lurus, bentuk surat resmi Indonesia lama, dan bentuk surat resmi Indonesia baru.
5.        Unsur-unsur surat resmi : (1) kepala surat; (2) tanggal surat; (3) nomor surat; (4) lampiran; (5) hal; (6) alamat; (7) salam pembuka; (8) isi surat; (9) salam penutup; (10) tanda tangan; (11) nama terang; (12) NIP; (13) tembusan; (14) jabatan.

D.           Tugas 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1.          Apakah yang dimaksud dengan surat dinas (resmi)? Apakah bedanya dengan surat pribadi dan surat dagang?
2.        Bagaimanakah karakteristik surat dinas (resmi)?
3.        Apakah fungsi surat? Jelaskan secara singkat!
4.        Terangkan bentuk-bentuk surat yang biasa digunakan dalam surat-surat resmi!
5.        Pergilah ke kantor TU Anda atau ke instansi terdekat. Pinjamlah sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut dan photo copylah. Bentuk penulisan apakah yang digunakan oleh instansi tersebut?
6.        Soal ini masih terkait dengan soal nomor 5. Selanjutnya carilah contoh-contoh surat masuk yang bentuknya bervariasi. Photo copylah.  Identifikasilah bentuknya!
7.        Lakukan identifikasi bagian-bagian surat untuk surat-surat yang telah Anda kumpulkan di nomor 5 dan 6.







E.            Tes Formatif 1

1.          Mengapa surat dapat dikatakan berfungsi sebagai duta organisasi?
2.        Perhatikan surat berikut. Kemudian identifikasilah kesalahan-kesalahan dalam penulisan surat tersebut dan lakukan revisi untuk surat tersebut.



U.D. Hidup Sejahtera
Jln. Kembang Kenongo 1/23 Malang Telepon: 0341-497357

                                                                                Dampit, 23 Peb. ’01.__

                                                                                                Kepada:
Nomor   : 030/II/bs/’01.__                                Yth. Bpk. Pimpinan P.T. Gapermigas
Lamp.    : --                                                           Cabang Malang
Hak        : Permohonan Tambahan                                 di-
                  Jatah Minyak Tanah.__                            Malang.__


Dengan hormat,

                Dalam rangka kontrak baru minyak tanah antara Pertamina dengan P.T. gapermigas dalam bulan April yang akan datang, bersama ini kami mohon dapatnya diberi tambahan jatah minyak tanah sebesar 200 ton per bulan.

                Permohonan tambahan jatah tersebut akan kami salurkan kedaerah-daerah Malang Selatan di antaranya daerah Dampit dan sekitarnya.

                Perlu kami beritahukan disini bahwa pada saat ini jatah yang kami punyai adalah sebesar 275 ton per bulan dan kami memiliki tiga armada angkutan. Demi memenuhi kebutuhan akan minyak tanah di daerah kami, yaitu daerah Dampit dan sekitarnya, besar harapan kami akan terkabulnya permohonan ini.
                Demikian atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak pimpinan kami ucapkan diperbanyak terimakasih.__

                               
                                                                                                Hormat kami,

                                                                                                    ttd

                                                                                                Sudirman
Tindasan: Disampaikan kepada Yth.:
-          Bpk. Kepala Penjualan Pertamina
Unit Pemasaran V di -Surabaya
-          Bpk. Wira Penjualan Pertamina
Rayon III di -Malang
-          Bpk. Kuasa Direksi P.T. Gapermigas
Jawa Timur di -Surabaya
-          Arsip.__
 
 





 

 



F.            Kunci Jawaban tes Formatif 1

Surat berfungsi sebagai duta organisasi karena melalui surat selain terungkap cara berkomunikasi seseorang yang dalam hal ini mewakili organisasi atau instansi tempat orang tersebut bekerja, juga terungkap unsur rasa dan etika berkomunikasi sehingga melalui surat mungkin timbul kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Dalam surat di atas terdapat kesalahan ejaan dan cara penulisan:
P.T.                                seharusnya    PT
U.D.                               seharusnya    UD
Di- Malang.__              seharusnya    Malang
Disini                             seharusnya    di sini
Di –Surabaya               seharusnya    di Surabaya
Di –Malang                  seharusnya    di Malang
Nomor : 030/II/bs/’01.__seharusnya  Nomor : 030/II/bs/2001
Lamp.                           seharusnya (tidak ada)
23 Peb. ’01                    seharusnya    23 Pebruari 2001
jatah minyak tanah   seharusnya    jatah minyak tanah
Kepada                         seharusnya    (tidak ada)
Yth. Bpk. Pimpinan   seharusnya    Yth. Pimpinan
Disampaikan kepada Yth. :  seharusnya    (tidak ada)
Bpk. Kepala…             seharusnya    Kepala …
Arsip                             seharusnya (tidak ada)
       Diperbanyak terimakasih.__ seharusnya banyak terimakasih.













Revisi untuk surat di atas juga dilakukan pada penataan paragraf dan letak bagian surat sehingga surat tersebut menjadi sebagai berikut.


U.D. Hidup Sejahtera
Jln. Kembang Kenongo 1/23 Malang telepon: 0341-497357

Nomor: 030/II/bs/2001                                                     Dampit, 23 Pebruari 2001
Hal     : Permohonan Tambahan
             Jatah Minyak Tanah
                                                                                       Yth. Pimpinan PT Gapermigas
                                                                                     Cabang Malang
                                                                                                            Malang


Dengan hormat,

            Dalam rangka kontrak baru minyak tanah antara Pertamina dengan P.T. gapermigas dalam bulan April yang akan datang, dengan ini kami mohon dapatnya diberi tambahan jatah minyak tanah sebesar 200 ton per bulan. Tambahan jatah tersebut akan kami salurkan ke daerah-daerah Malang Selatan di antaranya daerah Dampit dan sekitarnya.
                Perlu kami beritahukan di sini bahwa pada saat ini jatah yang kami punyai adalah sebesar 275 ton per bulan dan kami memiliki tiga armada angkutan. Demi memenuhi kebutuhan akan minyak tanah di daerah kami, yaitu daerah Dampit dan sekitarnya, besar harapan kami akan terkabulnya permohonan ini.
                Demikian atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak pimpinan kami ucapkan diperbanyak terimakasih.__

                               

                                                                                                Hormat kami,


                                                                                                    ttd

Tindasan: Disampaikan kepada Yth.:                            Sudirman
1. Kepala Penjualan Pertamina
Unit Pemasaran V di Surabaya
2. Wira Penjualan Pertamina
Rayon III di Malang
3. Kuasa Direksi PTGapermigas
Jawa Timur di Surabaya
 
 


G.           Lembar Kerja 1

1)       Misalnya Anda adalah seorang sekretaris di perusahaan konstruksi bangunan P.T. Buana Surya Sakti yang beralamat di Jalan Babatan Pilang H-1 no. 16 Surabaya. Direktur perusahaan tersebut adalah Soeryanto Sejatining Putra. Buatlah surat resmi untuk urusan berikut dalam bentuk full block, block dan semi block. Nomor surat dan keterangan lain yang diperlukan dapat Anda buat secara fiktif.
Terkait dengan surat permintaan pengiriman bahan-bahan bangunan yang dikirimkan kepada C.V. Taman Permata dengan alamat Jln. Budi Sejati 123 Jombang 61482 tertanggal 7 April 2011, yang ternyata tidak mendapatkan tanggapan seperti yang diharapkan karena bahan-bahan bangunan yang dikirimkan pada tanggal 18 April 2011 seperti keramik dan lampu-lampu hias untuk taman secara kualitas ternyata tidak sesuai pesanan yang telah diajukan.
2)     Setelah menyelesaikan pekerjaan pertama tersebut, sekarang bertindaklah Anda sebagai sekretaris dari CV Taman Permata yang memberikan jawaban atas surat yang diterima tersebut.
1.     Alat
Alat-alat yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan dalam lembar kerja ini adalah sebagai berikut :
1)         Alat tulis
2)        Komputer atau mesin ketik
3)        printer dan tinta
2.     Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1)          kertas HVS
2)        karbon
3)        sampul surat
4)        map
3.     Langkah Kerja
1)         hidupkan komputer atau siapkan mesin ketik
2)        duduklah dengan posisi yang benar di kursi yang disediakan
3)        ketiklah materi yang diminta setelah Anda memahami persoalan yang dimaksud
4)       cetaklah hasil ketikan Anda setelah Anda membaca ulang ketikan tersebut
5)        Mintakan tanda tangan dari yang berwenang
6)       jangan lupa buat sampul suratnya
7)        lipat surat yang telah Anda ketik dan masukkan ke dalam sampulnya
8)        letakkan pekerjaan Anda dalam satu map yang telah Anda beri nama
9)       serahkan kepada guru/instruktur Anda
10)    jangan lupa matikan komputer dan putuskan hubungan listriknya jika tidak dipergunakan lagi.














BAB II
SURAT UNDANGAN

Kegiatan Perkuliahan 2 : Surat Undangan Dinas

A.           Tujuan Kegiatan Perkuliahan 2

Setelah menyelesaikan kegiatan perkuliahan surat undangan dinas ini Mahasiswa diharapkan dapat:
1.     Memahami cara menulis/menyusun surat undangan dinas.
2.     Mengerjakan (menulis/menyusun) surat undangan dinas.

B.           Uraian Materi 2

Salah satu alat yang digunakan mengumpulkan para peserta untuk mengikuti kegiatan organisasi adalah surat undangan. Undangan adalah kata turunan, berasal dari kata dasar “undang” dan akhiran “-an.” “Undang” berarti panggil. Mengundang berarti memanggil atau mempersilahkan datang. Fungsi akhiran “-an”, pembentuk kata benda. Oleh karena itu, undangan berarti orang yang dipanggil/dipersilahkan hadir.
Surat undangan adalah surat yang berfungsi memanggil dan mengharapkan seseorang (penerima surat) untuk hadir pada waktu, hari, tanggal dan tempat yang sudah ditetapkan.
Surat undangan tak ubahnya penghormatan untuk datang yang diberikan oleh penulis surat kepada si penerima surat. Untuk dapat bertindak sebagai tanda penghormatan maka surat undangan hendaknya disusun di kertas menarik dan berkualitas baik, jelas isi yang terkandung di dalamnya, menggunakan sampul yang sesuai, dan disampaikan dengan tenggang waktu cukup untuk sehingga si penerima surat dapat mempersiapkan diri untuk memenuhi undangan tersebut.
Tenggang waktu yang cukup, amat penting untuk diperkirakan oleh pengirim surat undangan, sehingga terundang dapat mempersiapkan diri dengan baik dan juga untuk menulis surat jawaban undangan bila terpaksa tidak dapat menghadiri undangan tersebut.
Undangan dinas yang bermaksud membahas sesuatu masalah yang memerlukan daya pikir dan diharapkan membuahkan keputusan-keputusan tertentu, sebaiknya disertai berkas-berkas atau bahan-bahan yang menjadi bahan rapat atau pertemuan. Sebaiknya bahan itu disampaikan jauh sebelumnya agar si penerima undangan dapat mempelajari terlebih dahulu materi tersebut.


a.        Bagian-Bagian Surat Undangan Dinas
Surat undangan terdiri atas kepala surat, isi surat, dan kaki surat.
1)         Kepala surat, memuat :
·      Nama organisasi
·      Alamat/kedudukan organisasi
·      Nomor telepon
·      Logo organisasi
·      Dan identitas lainnya
2)       Isi/badan surat, memuat :
·      Tanggal surat
·      Nomor, Lampiran, Hal
·      Alamat yang dituju
·      Alasan
·      Hari, tanggal
·      Waktu
·      Tempat
·      Acara
3)       Kaki surat, memuat :
·      Nama organisasi
·      Nama jabatan
·      Tanda tangan
·      Nama jelas
·      Nomor induk pegawai
·      Tembusan

 

b.        Contoh Surat Undangan Dinas

LEMBAGA PENGKAJIAN SURAT DINAS

Jalan Ir. H Juanda No. 256
JAKARTA
 

Nomor      :  121/C15.P/XII/2010               4 Desember 2010
Lamp.      :  Satu
Hal           :  Undangan Pengkajian

0 komentar:

Posting Komentar