Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 02 Mei 2012

Perekonomian Dua Sektor (Makro Ekonomi)

TUJUAN PEMBELAJARAN

1.             Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan,fungsi konsumsi dan fungsi tabungan serta investasi (penanaman modal)
2.            Mahasiswa dapat menjelaskan definisi kecondongan mengkonsumsi dan menabung,definisi fungsi konsumsi dan tabungan,persamaan fungsi konsumsi dan efesiensi modal marginal
3.            Mahasiswa dapat menyebutkan faktor penentu konsumsi dan tabungan,jenis-jenis investasi,fungsi investasi serta faktor penentu tingkat investasi
4.            Mahasiswa dapat melakukan dan memahami fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dalam perekonomiaan dua sektor
5.            Mahasiswa dapat membuat tabel dan grafik mengenai hubungan antara konsumsi dan pendapatan,fungsi konsumsi dan fungsi tabungan serta investasi (penanaman modal)















PEMBAHASAN

1.1      Hubungan di antara Konsumsi dan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang  menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Table yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yaitu berubah-ubah. Misalnya,seperti dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Daftar Konsumsi dan Tabungan Rumahtangga
(dalam ribu rupiah)
Pendapatan                                                    Pendapatan                           Tabungan
Disposabel (Yd)                                            Konsumsi (C)                             (S)
(1)                                                                   (2)                    (2)

 0                                                        125                                -125
    100                                                  200                                -100                                                                               -100
    200                                                   275                                -75   - 75
    300                                                   350                                -50           - 50
    400                                                   425                               -25   - 25
    500                                                  500                                   0         0
    600                                                  575                                 25              25
    700                                                  650                                 50       50
 800                                                     725                               75       75
    900                                                  800                               100     100
  1000                                                   875                                125   



1.     Pada pendapatan yang rendah rumahtangga mengorek tabungan
Pada waktu pendapatan disposable adalah (Yd = 0),pengeluaran konsumsi adalah Rp 125 ribu. Ini berarti rumahtangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan negatif,atau mengorek tabungan,akan selalu dilakukan oleh rumahtangga apabila pendapatannya masih dibawah Rp 500 ribu.
2.    Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi
Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp 100 ribu,konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp 25 ribu) ditabung.
3.    Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung
Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dan pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumahtangga tidak
“mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan,apabila pendapatan rumahtangga lebih daripada Rp 500 ribu,konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh,pada pendapatan Rp 900 ribu,konsumsi adalah Rp 800 ribu,dan ini menunjukkan rumahtangga sudah menabung sebanyak Rp 100 ribu.

1.2      KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG
a.  Definisi Kecondongan Mengkonsumsi
Konsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua pengertian,yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Definisi dan arti setiap konsep ini adalah :
          I.      Kecodongan Mengkonsumsi Marginal
Kecondongan mengkonsumsi marginal atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah Inggrisnya marginal propensity to consume),dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposabel (∆Yd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula :
MPC =    ∆C
∆Yd
        II.      Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata
Kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai APC (berasal dari istilah Inggrisnya average propensity to consume),dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula :
APC =    C
Yd
Contoh menghitung MPC dan APC untuk dapat memberikan pengertian yang lebih baik mengenai arti konsep kecondongan mengkonsumsi marginal dan rata-rata,dalam Tabel 4.2 ditunjukkan contoh angka untuk menghitung MPC dan APC.
Dalam Contoh 1 digambarkan pendapatan disposabel selalu bertambah sebanyak Rp 200 ribu (misalnya dari Rp 400 ribu menjadi Rp 600 ribu). Maka MPC adalah 0,75 (lihat kolom 3) dan ini dibuktikan oleh perhitungan berikut :
MPC = ∆C        =  150 ribu    = 0,75
∆Yd  200 ribu








TABEL 4.2
KECONDONGAN MENGKONSUMSI MARGINAL DAN RATA-RATA
Pendapatan                  Pengeluaran                        Kecondongan                   Kecondongan
Disposabel (Yd)           konsumsi (C)              mengkonsumsi marginal            mengkonsumsi
                                                                                            (MPC)           rata-rata (APC)
  (1)                                   (2)                               (3)                                      (4) 
CONTOH 1: MPC TETAP
                                                                                300/200 = 1,50
Rp 200 ribu                Rp 300 ribu                        150/200 = 0,75            450/400 = 1,125                                 
      400 ribu                     450 ribu                         150/200 = 0,75           600/600 = 1,00                                 
      600 ribu                     600 ribu                         150/200 = 0,75           750/800 = 0,9375
      800 ribu                     750 ribu

                               CONTOH 2: MPC MAKIN KECIL           
                                                                          
Rp 200 ribu                  Rp 300 ribu                       160/200 = 0,80                              300/200 = 1,50
      400 ribu                       460 ribu                      150/200 = 0,75             450/400 = 1,125
      600 ribu                       610 ribu               140/200 = 0,70                   600/600 = 1,00
      800 ribu                                750 ribu                                                 750/800 = 0,9375
                                                             
                Dalam contoh 2 digambarkan pendapatan disposabel juga selalu bertambah sebanyak 200 ribu,tetapi pertambahan konsumsi rumahtangga makin kecil pertambahannya. Sifat hubungan diantara pertambahan pendapatan disposabel dan konsumsi adalah :
a)    Apabila pendapatan disposabel bertambah dari Rp 200 ribu menjadi Rp 400 ribu,konsumsi naik dari Rp 300 ribu menjadi rp 460 ribu. Pada perubahan pendapatan konsumsi ini MPC adalah : (460 – 300)/(400 – 200) = 0,8.
b)   Apabila pendapatan disposabel bertambah dari Rp 400 ribu menjadi Rp 600 ribu,konsumsi bertambah dari Rp 460 ribu menjadi Rp 610 ribu. Maka MPC = (610 – 460)/(600 – 400) = 0,75.
c)    Apabila pendapatan disposabel bertambah dari Rp 600 ribu menjadi Rp 800 ribu,konsumsi bertambah dari Rp 610 ribu menjadi Rp 750 ribu. Maka MPC = (750 – 610)/(800 – 600) = 0,70.

b.  Definisi Kecondongan Menabung Marginal
Konsep kecondongan menabung juga perlu dibedakan kepada dua istilah,yaitu kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Definisi masing-masing konsep tersebut adalah seperti yang diterangkan dibawah ini :
           i.     Kecondongan Menabung Marginal
Kecondongan menabung marginal atau secara ringkas MPS (marginal propensity to save),dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula :
MPS =     ∆S
                  ∆Yd
          ii.     Kecondongan Menabung Rata-rata
Kecondongan menabung rata-rata atau secara ringkas APS (average propensity to save),menunjukkan perbandingan antara tabungan (S) dengan pendapatan disposabel (Yd). nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula :
APS =    S
                 Yd
              Contoh menghitung MPS dan APS ditunjukkan dalam Tabel 4.3. Dalam contoh 1 dimisalkan pendapatan disposabel mengalami pertambahan yang tetap besarnya dan nilai pertambahannya adalah Rp 200 ribu. Nilai pendapatan disposabel adalah seperti yang digunakan dalam Tabel 4.2.
              Seterusnya dimisalkan pula konsumsi adalah seperti dalam Tabel 4.2,maka tabungan adalah seperti yang digunakan dalam Tabel 4.3,yaitu tabungan akan bertambah sebanyak Rp 50 ribu apabila pendapatan disposabel bertambah Rp 200 ribu. Maka dalam Contoh 1 APC adalah 50 ribu/200 ribu = 0,25.

TABEL 4.3
KECONDONGAN MENABUNG MARGINAL DAN RATA-RATA
Pendapatan                  Pengeluaran           Tabungan                  Kecondongan            Kecondongan                                 
Disposabel                   Konsumsi                                            menabung marginal            menabung rata-rata
     (Yd)                       (C)                        (S)                            (MPS)                                    (APS)
(1)                                 (2)                         (3)                               (4)                                          (5)
CONTOH 1: MPS TETAP
                                                                                  
Rp 200 ribu          Rp 300 ribu         Rp -100 ribu                                                  -100/200 = -0,50
      400 ribu               450 ribu                -50 ribu            50/200 = 0,25       -50/400 = -0,25
      600 ribu               600 ribu                   0 ribu      50/200 = 0,25                   0/600 = 0
      800 ribu               750 ribu                 50 ribu      50/200 = 0,25                 50/800 = 0,0625

CONTOH 2: MPS MAKIN BESAR

Rp 200 ribu          Rp 300 ribu         Rp -100 ribu                                                  -100/200 = -0,50
      400 ribu               460 ribu                -60 ribu            40/200 = 0,20       -60/400 = -0,15
      600 ribu               610 ribu                   0 ribu      50/200 = 0,25              -10/600 = -0,017
      800 ribu               750 ribu                 50 ribu      60/200 = 0,30                 50/800 = 0,0625

0 komentar:

Posting Komentar