TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan,fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan serta investasi (penanaman modal)
2.
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi kecondongan mengkonsumsi dan
menabung,definisi fungsi konsumsi dan tabungan,persamaan fungsi konsumsi dan
efesiensi modal marginal
3.
Mahasiswa dapat menyebutkan faktor penentu konsumsi dan
tabungan,jenis-jenis investasi,fungsi investasi serta faktor penentu tingkat
investasi
4.
Mahasiswa dapat melakukan dan memahami fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
dalam perekonomiaan dua sektor
5.
Mahasiswa dapat membuat tabel dan grafik mengenai hubungan antara konsumsi
dan pendapatan,fungsi konsumsi dan fungsi tabungan serta investasi (penanaman
modal)
PEMBAHASAN
1.1
Hubungan di antara Konsumsi dan
Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga
(secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Table yang menggambarkan
hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar
(skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya
konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yaitu berubah-ubah.
Misalnya,seperti dapat dilihat dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Konsumsi dan Tabungan Rumahtangga
(dalam ribu rupiah)
|
Pendapatan
Pendapatan Tabungan
Disposabel (Yd) Konsumsi (C) (S)
(1) (2) (2)
|
0
125 -125
100 200 -100 -100
200 275 -75 -
75
300 350 -50 -
50
400 425
-25 - 25
500 500 0 0
600 575 25 25
700 650 50
50
800 725
75
75
900 800 100 100
1000 875 125
|
1. Pada pendapatan yang rendah rumahtangga mengorek tabungan
Pada waktu pendapatan disposable adalah (Yd = 0),pengeluaran
konsumsi adalah Rp 125 ribu. Ini berarti rumahtangga harus menggunakan harta
atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan
negatif,atau mengorek tabungan,akan
selalu dilakukan oleh rumahtangga apabila pendapatannya masih dibawah Rp 500
ribu.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi
Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan
konsumsi. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan apabila pendapatan bertambah
sebanyak Rp 100 ribu,konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa pertambahan
pendapatan itu (Rp 25 ribu) ditabung.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung
Disebabkan pertambahan pendapatan selalu
lebih besar dan pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumahtangga tidak
“mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu
menabung sebagian dari pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1
menunjukkan,apabila pendapatan rumahtangga lebih daripada Rp 500
ribu,konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh,pada
pendapatan Rp 900 ribu,konsumsi adalah Rp 800 ribu,dan ini menunjukkan
rumahtangga sudah menabung sebanyak Rp 100 ribu.
1.2
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG
a. Definisi Kecondongan Mengkonsumsi
Konsep kecondongan mengkonsumsi perlu
dibedakan menjadi dua pengertian,yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan
kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Definisi dan arti setiap konsep ini adalah
:
I.
Kecodongan Mengkonsumsi Marginal
Kecondongan mengkonsumsi marginal atau secara ringkas selalu dinyatakan
sebagai MPC (berasal dari istilah Inggrisnya marginal propensity to consume),dapat didefinisikan sebagai
perbandingan diantara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposabel (∆Yd) yang diperoleh. Nilai MPC
dapat dihitung dengan menggunakan formula :

∆Yd
II.
Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata
Kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau
secara ringkas selalu dinyatakan sebagai APC (berasal dari istilah Inggrisnya average propensity to consume),dapat
didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (C)
dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd).
Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula :

Yd
Contoh
menghitung MPC dan APC untuk dapat memberikan pengertian yang lebih baik
mengenai arti konsep kecondongan mengkonsumsi marginal dan rata-rata,dalam
Tabel 4.2 ditunjukkan contoh angka untuk menghitung MPC dan APC.
Dalam Contoh
1 digambarkan pendapatan disposabel selalu bertambah sebanyak Rp 200 ribu
(misalnya dari Rp 400 ribu menjadi Rp 600 ribu). Maka MPC adalah 0,75 (lihat
kolom 3) dan ini dibuktikan oleh perhitungan berikut :


∆Yd 200 ribu
TABEL 4.2
KECONDONGAN MENGKONSUMSI MARGINAL DAN
RATA-RATA
|
Pendapatan Pengeluaran Kecondongan Kecondongan
Disposabel (Yd) konsumsi (C) mengkonsumsi
marginal mengkonsumsi
(MPC) rata-rata (APC)
(1) (2) (3) (4)
|
CONTOH 1: MPC TETAP
300/200 = 1,50
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
800 ribu 750 ribu
CONTOH
2: MPC MAKIN KECIL
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
800 ribu 750 ribu 750/800
= 0,9375
|
Dalam
contoh 2 digambarkan pendapatan disposabel juga selalu bertambah sebanyak 200 ribu,tetapi pertambahan konsumsi rumahtangga
makin kecil pertambahannya. Sifat hubungan diantara pertambahan pendapatan
disposabel dan konsumsi adalah :
a) Apabila pendapatan disposabel bertambah
dari Rp 200 ribu menjadi Rp 400 ribu,konsumsi naik dari Rp 300 ribu menjadi rp
460 ribu. Pada perubahan pendapatan konsumsi ini MPC adalah : (460 – 300)/(400
– 200) = 0,8.
b) Apabila pendapatan disposabel bertambah
dari Rp 400 ribu menjadi Rp 600 ribu,konsumsi bertambah dari Rp 460 ribu
menjadi Rp 610 ribu. Maka MPC = (610 – 460)/(600 – 400) = 0,75.
c) Apabila pendapatan disposabel bertambah
dari Rp 600 ribu menjadi Rp 800 ribu,konsumsi bertambah dari Rp 610 ribu
menjadi Rp 750 ribu. Maka MPC = (750 – 610)/(800 – 600) = 0,70.
b. Definisi Kecondongan Menabung Marginal
Konsep kecondongan menabung juga perlu dibedakan kepada dua
istilah,yaitu kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata.
Definisi masing-masing konsep tersebut adalah seperti yang diterangkan dibawah
ini :
i. Kecondongan Menabung Marginal
Kecondongan menabung marginal atau
secara ringkas MPS (marginal propensity
to save),dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan
tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd). Nilai
MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula :

∆Yd
ii. Kecondongan Menabung Rata-rata
Kecondongan menabung rata-rata atau
secara ringkas APS (average propensity to
save),menunjukkan perbandingan antara tabungan (S) dengan pendapatan
disposabel (Yd). nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula
:

Yd
Contoh
menghitung MPS dan APS ditunjukkan dalam Tabel 4.3. Dalam contoh 1 dimisalkan
pendapatan disposabel mengalami pertambahan yang tetap besarnya dan nilai
pertambahannya adalah Rp 200 ribu. Nilai pendapatan disposabel adalah seperti
yang digunakan dalam Tabel 4.2.
Seterusnya
dimisalkan pula konsumsi adalah seperti dalam Tabel 4.2,maka tabungan adalah
seperti yang digunakan dalam Tabel 4.3,yaitu tabungan akan bertambah sebanyak
Rp 50 ribu apabila pendapatan disposabel bertambah Rp 200 ribu. Maka dalam
Contoh 1 APC adalah 50 ribu/200 ribu = 0,25.
TABEL 4.3
KECONDONGAN MENABUNG MARGINAL DAN RATA-RATA
|
Pendapatan Pengeluaran Tabungan Kecondongan
Kecondongan
Disposabel
Konsumsi
menabung marginal
menabung rata-rata
(Yd) (C) (S) (MPS) (APS)
(1) (2) (3) (4) (5)
|
CONTOH 1: MPS TETAP
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
CONTOH 2: MPS MAKIN BESAR
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
Posting Komentar